Alasan dari Larangan Tidur Tengkurap

Pertanyaan: 827

Mengapa dilarang tidur tengkurap ? Apakah larangan ini berlaku untuk pria dan wanita ?

Teks Jawaban

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du:

Sebabnya adalah larangan diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pasti menunjukkan kebaikan dan memperingatkan keburukan kepada kita semua.

وَقَدْ رَوَى يَعِيْشُ بْنُ طِهْفَةَ الْغِفَارِي عَنْ أَبِيْهِ قَالَ : ضِفْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيمَنْ تَضَيَّفَهُ مِنَ الْمَسَاكِينِ ( أي نزلت عليه ضيفا ) ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي اللَّيْلِ يَتَعَاهَدُ ضَيْفَهُ، فَرَآنِي مُنْبَطِحًا عَلَى بَطْنِي فَرَكَضَنِي بِرِجْلِهِ، وَقَالَ:" لَا تَضْطَجِعْ هَذِهِ الضِّجْعَةَ، فَإِنَّهَا ضِجْعَةٌ يَبْغَضُهَا اللهُ عز وجل . وفي رواية : فَرَكَضَهُ بِرِجْلِهِ فَأَيْقَظَهُ فَقَالَ هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ   رواه أحمد : الفتح الرباني 14/244-245. ورواه الترمذي رقم 2798 ط. شاكر ورواه أبوداود في كتاب الأدب من سننه رقم 5040 ط. الدعاس والحديث في صحيح الجامع 2270 - 2271

Diriwayatkan Ya’isy bin Thihfah Al-Ghifari dari ayahnya, ia mengatakan, “Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bertamu pada beliau bersama beberapa orang miskin yang bertamu pada beliau. Kemudian Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar pada malam hari untuk memeriksa tamu-tamunya yang sedang tidur. Beliau melihatku sedang berbaring tengkurap. Lalu beliau menggerak-gerakkanku dengan kakinya dan bersabda, “Janganlah berbaring seperti ini, karena sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla.” Dalam riwayat lainnya disebutkan, “Kemudian beliau menggerak-gerakkan dengan kakinya dan membangunkannya. Beliau bersabda, “Ini adalah cara berbaring penghuni neraka.” (HR. Ahmad, Al-Fath Ar-Rabbani 14/244-245, At-Tirmidizi no. 2798 cet. Syakir, dan Abu Daud dalam kitab Al-Adab dalam Sunannya no. 5040, cet. Ad-Da’as. Hadits ini terdapat dalam Shahih Al-Jami’, hal. 2270-2271).

Larangan ini mencakup laki-laki dan perempuan, karena pada dasarnya keduanya sama di mata hukum, kecuali ada dalil yang membedakannya.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Rujukan

Refrensi

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

at email

Buletin

Daftarkan email Anda untuk menerima buletin dari situs Tanya Jawab Tentang islam

phone

Aplikasi Tanya Jawab Tentang Islam

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android