Kamis 18 Ramadhan 1445 - 28 Maret 2024
Indonesian

Keutamaan Puasa Asyro (10 Muharam)

Pertanyaan

Saya mendengar bahwa puasa hari Asyura (10 Muharam) dapat menghapus (dosa) tahun lalu. Apakah benar? Apakah dapat menghapus segalanya sampai dosa-dosa besar juga? Kemudian apa sebab pengagungan hari ini?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Puasa hari Asyura dapat menghapus (dosa) tahun lalu berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ  (رواه مسلم، رقم 1162)

“Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no. 1162)

Ini adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada kita, dengan berpuasa satu hari, dapat menghapus dosa-dosa selama setahun penuh. Dan Allah pemilik keutamaan yang agung.

Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam selalu berpuasa hari Asyura, karena kedudukannya.  Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ  (رواه البخاري، رقم  1867)

“Tidak aku saksikan ada hari dan bulan diniatkan untuk berpuasa  dan diutamakan Nabi sallallahu alaihi wa sallam untuk berpuasa dibanding hari lainnya selain hari Asyura dan bulannya adalah bulan Ramadan.” (HR. Bukhori, no. 1867)

Makna kata ‘Yataharo’ adalah meniatkan puasanya agar mendapatkan pahala dan anjuran di dalamnya.

Kedua:

Sementara sebab puasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam untuk hari Asyura dan menganjurkan orang-orang untuk berpuasa adalah apa yang diriwayatkan Bukhori (1865) dari Ibnu Abbas radhiallahuhu anhuma berkata:

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا ؟ قَالُوا : هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Ketika Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa hari Asyura, maka beliau bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka sehingga Musa berpuasa.” Maka beliau bersabda, “Saya lebih berhak dibandingkan anda dari Musa,” maka beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa.”

Ungkapan, “Ini adalah hari baik” dalam redaksi Muslim, “Ini adalah hari yang agung, Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya.”

Ungkapan, ‘Maka Musa berpuasa’ dalam redaksi riwayat Muslim ada tambahan, ‘Sebagai rasa syukur kepada Allah ta’ala, maka kami berpuasa.’ Dalam redaksi Bukhari, “Dan kami berpuasa untuk mengagungkannya.’

Ungkapan, ‘Beliau memerintahkan berpuasa’ dalam redaksi Bukhari juga ‘Maka beliau bersabda,  kepada para shahabatnya, ‘Kalian lebih berhak kepada Musa daripada mereka, maka berpuasalah.’

Ketiga:

Menghapuskan dosa-dosa yang diperoleh dengan berpuasa hari Asyura maksudnya adalah dosa-dosa kecil. Adapun kalau dosa-dosa besar, maka membutuhkan taubat nasuha.

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Menghapuskan (puasa hari Asyura) semua dosa-dosa kecil. Maksudnya adalah diampuni semua dosa kecuali dosa-dosa besar.

Kemudian beliau rahimahullah mengatakan, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dua tahun, dan hari Asyura dapat menghapus satu tahun, jika aminnya bertepatan dengan aminnya Malaikat maka dia akan diampuni dosa yang lalu. Masing-masing yang disebutkan jika terkait dosa-dosa kecil, maka akan dihapus. Kalau tidak bertepatan yang dosa kecil dan dosa besar, maka dia akan ditulis kebaikan dan diangkat derajat baginya. Kalau terkait dosa-dosa besar dan kecil, kami berharap dapat meringankan dosa besar.” (Al-majmu Syarh Al-Muhazab, juz. 6)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Terhapusnya (dosa) karena bersuci, shalat, puasa Ramadan, puasa Arafah, Asyura hanya terhadap dosa-dosa kecil saja.” (Al-Fatawa Al-Kubro, juz. 5).

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam